Selasa, 24 November 2020

Contoh Aplikasi Metode Porter’s Five Force

Dalam posting sebelumnya tentang Analisa Persaingan Usaha dengan menggunakan metode Porter’s Five Force telah dijelaskan lima aspek kekuatan yang mempengaruhi persaingan usaha, yaitu:

  1. Persaingan Pemain Bisnis yang Telah Ada
  2. Produk Pengganti
  3. Halangan Masuk ke Dalam Bisnis Tersebut (Entry Barrier)
  4. Kekuatan Daya Tawar Pelanggan
  5. Kekuatan Daya Tawar Pemasok atau Supplier

Secara garis besar, kekuatan-kekuatan persaingan tersebut digambarkan sebagai berikut:

Dan jika kita mengambil contoh semisal kita berencana membuka Usaha Bengkel Umum Servis Sepeda Motor, maka kita bisa melakukan analisa terhadap pesaing yang sudah ada – sebagai contoh Bengkel Resmi dan Bengkel Umum yang telah lama eksis di wilayah kita akan mendirikan usaha kita tersebut.

Analisa dari tingkat persaingan ini akan memperkaya strategi usaha yang akan kita susun setelah sebelumnya kita mempunyai stratgei berdasar analisa SWOT sebelumnya. Dengan score yang dihasilkan dari nalisa atau observasi yang kita lakukan maka hal ini akan memudahkan bagaimana kita melihat pesaing kita.


Penulis: 
Achmad Zakky Ridwan
Dosen Teknik Mesin Unpam



Selasa, 17 November 2020

Analisa Persaingan Usaha

Setiap usaha akan menghadapi persaingan, oleh sebab itu sangatlah penting untuk melakukan analisa persaingan usaha dalam rangka membantu Pelaku Usaha mengerti akan posisinya di pasar. Salah satu metode analisa persaingan usaha adalah Porter’s Five Forces atau Lima Kekuatan Porter. Metode analisa ini merupakan kerangka kerja analisa yang umum dilakukan dalam pengembangan usaha (business development) di industry. Metode ini ditemukan oleh Michael Porter dari Harvard Business School tahun 1979, dan sering dipakai dengan kombinasi analisa SWOT pada proses pengembangan usaha.

Dalam metode Porter Five Force ini, terdapat 5 aspek kekuatan yang sangat mempengaruhi persaingan usaha. Aspek-aspek tersebut adalah:

  1. Persaingan Usaha antar Pemain Usaha yang telah ada (Rivalry among Existing Competitors). Factor kekuatan ini adalah yang paling besar, karena usaha kita akan masuk diantara para pemain usaha yang telah ada sebelumnya, sehingga semua daya upaya dan inovasi dibutuhkan untuk memenangkan persaingan di sini.
  2. Halangan untuk memasuki sebuah bisnis (Entry Barrier for new entrant). Faktor ini juga memegang peranan besar, semakin mudah persyaratan untuk memasuki usaha ini maka akan semakin banyak pemain di lini usaha ini. Sebagai contoh pengusaha di UMKM makanan kecil akan relative lebih ramai dibandingkan pengusaha restoran mewah. Hal ini karena memulai usaha UMKM makanan jauh lebih mudah atau halangan untuk memasuki bisnis tersebut lebih mudah, jika dibandingkan dengan membuka usaha restoran mewah yang memerlukan modal besar, tenaga terampil dan bersertifikat, perijinan yang rumit, dan banyak persyaratan lainnya
  3. Adanya produk pengganti dari produk barang atau jasa yang kita usahakan (Product Substitutions). Faktor produk pengganti juga merupakan hal yang sangat penting, sebagai contoh persaingan taxi sangat ramai antar merek-merek yang ada di pasar Jakarta. Namun di tengah sibuknya persaingan bisnis antar Perusahaan Taxi, ternyata mereka tidak menyadari adanya produk ojek online yang dapat menyediakan biaya yang relative lebih murah dengan kecepatan layanan yang baik dalam mengatasi kemacetan. Produk layanan ojek digital ini adalah produk pengganti dari merek-merek taxi yang ada. Terlebih dalam teknologi digital yang semakin dominan saat ini, maka produk pengganti semakin banyak untuk suatu produk dan produk pengganti ini bukan merupakan pesaing tradisional sebelumnya. Hal-hal seperti ini kerap disebut sebagai disruption atau gangguan, dimana gangguan ini menjadikan ancaman terhadap keberlangsungan bisnis terhadap pemain-pemain lama, ancaman yang datang dari sisi yang tidak diduga sebelumnya.
  4. Kekuatan dari pembeli (Customer bargaining power). Kekuatan pembeli juga sangat mempengaruhi kompetisi di pasar, terutama kekuatan tawar dari pembeli terhadap harga yang ditawarkan. Pelanggan cenderung untuk meminta penurunan harga sehingga hal ini akan mempengaruhi pendapatan Perusahaan dan menjadikan Perusahaan untuk selalu berfikir innovative bagaimana memelihara kesetiaan pelanggannya.  
  5. Kekuatan dari Pemasok (supplier bargaining power). Pemasok atau supplier juga mempunyai posisi tawar yang cukup kuat terhadap setiap usaha, jika pemasok yang mendukung usaha tidaklah maka hal ini berpotensi menyulitkan sebuah Perusahaan untuk bersaing. Oleh sebab itu biasanya sebuah Perusahaan akan mempunyai lebih dari satu pemasok untuk menjamin kelangsungan usahanya. SEperti contoh sebuah bengkel akan mempunyai beberapa pemasok spare part untuk menjaga ketersediaan spare part di bengkel tersebut jika salah satu pemasok kehabisan stock produk.

Penulis:
Achmad Zakky Ridwan
Dosen Teknik Mesin
Universitas Pamulang 

 

Selasa, 10 November 2020

Mengidentifikasi Nilai Tambah

 

Sumber gambar: istock.com

Dibalik setiap masalah selalu ada kemudahan, tentunya kita telah sering mendengar pernyatan ini. Pernyataan ini sangat dalam artinya, terutama sebagai motivasi awal untuk mencari ide usaha. Karena pada dasarnya usaha adalah bagaimana kita dapat memberikan solusi atau jalan keluar dari sebuah masalah yang ada.

Solusi ini adalah nilai tambah yang membedakan usaha kita dengan usaha para pesaing kita, apakah kita akan sekedar menjual barang yang pasaran atau kita akan menjual sesuatu yang sangat bernilai kepada pelanggan.

Nilai tambah tidak selalu sama dengan harga jual, sebagai gambaran mudah kita ambil contoh produk mobil misalnya. Kita sebut salah satu merk mobil mewah, akan memberikan nilai tambah yang lebih tinggi bagi pemakainya daripada merk mobil yang umu dipasaran. Mengapa bisa demikian? Karena produk mobil mewah dibuat dengan nilai tambah seperti kualitas yang baik, tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi, kemewahan yang memberikan prestige kepada pemakainya, dan aspek lainnya. Untuk menadpatkan nilai tambah tersebut, maka parbrikan si mobil mewah ini akan mengontrol proses produksi atau layanan purna jualnya dengan ketat. Penekanan tentang kualitas selalu diberikan kepada para karyawan, teknisi atau bahkan para managernya untuk menjaga kesadaran para karyawan tersebut bahwa produk mereka sangat bernilai di hadapan pelanggan. Nilai tambah ini yang kurang menonjol pada produk serupa para pesaingya, sehingg nilai tambah ini menaikkan harga jual yang berbeda dengan pesaing. 

Namun bukan berarti produk dari para pesaingnya tidak mempunyai nilai tambah, ada memang produk yang sengaja dibuat dengan harga murah. Diharapkan akan memberi solusi supaya dapat dibeli oleh masyarakat banyak, karena mungkin si Pengusaha melihat bahwa ada masalah dalam daya beli kebanyakan orang belum cukup untuk membeli produk yang berkualitas tinggi saat ini. Konsekuensinya adalah kualitas produk yang diluncurkan tidaklah semewah produk yang high-end. Artinya nilai tambah produk ini adalah produk yang dapat memberikan tingkat transportasi dasar kepada masyarakat, dan karena tingkat dasar maka hanya fungsi Utama mobil yang tersedia dan tingkat kenyamanan, keamanan dan keandalannya tidak bisa diharapkan akan cukup awet dalam jangka panjang.

Dari ilustrasi diatas, maka dapat dilihat bagaimana sebuah produk akan dilepaskan ke pasar, tergantung dari sudut pandang si Pengusaha, bagaimana dia melihat masalah yang terjadi di pasar sehingga dia dapat menyediakan produk untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.

Jika kita berencana memulai usaha atau kita berposisi di bagian Marketing atau Pengembangan Usaha pada sebuah Perusahaan, maka kita harus melatih cara pandang kita terhadap pasar. Kita harus cukup jeli untuk melihat solusi apa bisa ditawarkan produk kita ini untuk membantu penyelesaian permasalahan dari para Pelanggan.

Misal kita berencana membuat usaha bengkel motor, mungkin kita harus mencoba mempelajari beberapa hal untuk mencari keunggulan atau perbedaan bengkel kita ini dengan para pesaing. Kita perlu mencari beberapa informasi tentang bagaimana para pesaing kita beroperasi, keunggulan, kelemahan dan strategi pasar mereka. Untuk usaha bengkel, ambil contoh sejumlah pesaing di sekitar lokasi bengkel yang kita rencanakan ada beberapa usaha sejenis a.l. :

  1. Bengkel resmi merk tertentu 
  2. Bengkel servis umum yang telah cukup lama dengan pelanggan yang banyak 
  3. Bengkel servis umum yang baru berdiri namun cukup atraktif bagi pelanggan 
  4. Bengkel modifikasi motor

Maka kita bisa mulai petakan bagaimana para pesaing itu beroperasi serta kelebihan dan kelemahannya, dari peta informasi ini kita akan mendapatkan gambaran pada sisi mana masih terdapat celah untuk usaha bengkel kita.

Contoh sekilas tentang mapping terhadap para pesaing usaha bengkel tersebut, mungkin bisa dipetakan sebagai berikut:

Dari data tersebut maka kita akan mengetahui bahwa, bengkel no.1 (Bengkel Resmi) dan no.4 (Bengkel Modifikasi) bukan merupakan pesaing kita karena kita berencana untuk membuka bengkel servis umum. Sehingga strategi kita yang kita rencanakan dapat focus pada persaingan menghadapi bengkel no. 2 dan bengkel no.3

Untuk menyusun strategi persaingan usaha, kembali kita lakukan dengan bantuan analisa SWOT yang telah kita bahas sebelumnya. Dan dengan adanya peta yang kita miliki seperti diatas, maka akan membantu kita untuk mendefinisikan usaha kita untuk menjadi pembeda dari kompetitor yang sudah ada. 


Penulis:
Achmad Zakky Ridwan
Konsultan 

Kamis, 05 November 2020

Kreatifitas dan Contoh Aplikasinya

Menyambung posting-posting sebelumnya, dimana kita telah bahas tentang tujuan yang akan dicapai serta juga telah ada strategi sesuai jangka waktu tertentu – missal rencana 5 tahunan, untuk mencapai tujuan tersebut. Assessment telah dilakukan internal dan external (lingkungan), serta strategi juga telah disusun.

Maka langkah selanjutnya adalah menjadikan strategi tersebut menjadi langkah-langkah kerja atau taktik yang lebih nyata, dapat dilaksanakan dan dapat diukur. Karena jika sebuah strategi tidak dapat dijalankan maka strategi tersebut hanya menjadi sebuah konsep kerja yang akhirnya tidak berjalan. Demikian juga jika strategi tidak dapat diukur pencapaiannya, maka hasil kerjanya tidak akan dapat diketahui sehingga sulit untuk melihat apakah visi yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum.

Untuk menjadikan strategi menjadi sebuah rencana kerja atau taktik yang dapat dijalankan, maka dibutuhkan sebuah kreatifitas. Dan kreatifitas ini haruslah diterapkan pada semua lini usaha Anda, baik itu kreatifitas dalam membuat produk, kreatifitas dalam pelayanan, kreatifitas dalam manajemen, kreatifias dalam pemasaran serta pada aspek-aspek usaha yang lain.

Kreatifitas sendiri adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan baru yang lebih baik dari yang ada sebelumnya. Sehingga dengan kreatifitas yang diterapkan pada semua lini usaha diharapkan akan menjadikan langkah kerja atau taktik tersebut lebih efisien, lebih efektif dan lebih terukur. Kreatifitas sendiri tidaklah melulu tentang ide besar yang revolusioner dalam menciptakan kemajuan yang besar pula. Namun kreatifitas dapat dimulai dari hal kecil dan sederhana, selama ide tersebut menjadikan hal yang ada menjadi lebih baik, maka ide tersebut dapat disebut sebuah sesuatu yang kreatif.

Sebagai contoh adalah ilustrasi gambar di bawah ini, dimana ban bekas yang hanya terbuang dan sedikit sekali dimanfaatkan dapat diolah menjadi sebuah hasil karya yang mempunyai nilai tambah yang lebih berharga, seperti pot bunga ini contohnya

sumber gambar: viva.co.id & steemit.com 

Tentu saja ini, bukan merupakan proses yang mudah dan sederhana, namun memerlukan sebuah proses yang cukup Panjang dan ide-ide yang konstan yang harus difikirkan sepanjang proses menjadikan hasil karya tersebut berwujud.

Proses itu dapat diilistrasikan sebagaimana gambar dibawah, dimana sebagai perbandingan ide kreatif di awal saja tidaklah cukup. Namun juga diperlukan untuk mendapat ide kreatif di setiap proses pekerjaan, inilah yang disebut taktik dalam menjalankan sebuah strategi.  

Jadi antara strategi dan taktik bisa diibaratkan jika anda adalah sorang Manajer sebuah Team Sepak Bola yang berlaga dalam satu musim kompetsisi, maka strategi adalah “bagaimana untuk menjadi juara dalam satu musim kompetisi ini?”. Untuk menjadi juara maka anda memerlukan kemenangan sebanyak mungkin dalam setiap pertandingan dalam musim tersebut, sehingga anda akan memerlukan taktik yang berbeda untuk menghadapi Team lawan yang berbeda pula, bisa diibaratkan taktik adalah seperti pertanyaan “bagaimana untuk memenangkan setiap pertandingan?”.

Strategi bersifat lebih bersifat jangka Panjang, namun taktik berjangka lebih pendek untuk mendukung strategi tersebut. Strategi termasuk didalamnya membeli pemain baru, membangun fasilitas latihan baru dan sebagainya untuk menjadi juara musim. Namun taktik akan berupa penempatan para pemain dilapangan saat bertanding, bisa dengan pola 4-4-2, 4-3-3, penempatan starting line-up yang berbeda atau yang lainnya.

Untuk mencapai ini, ide kreatif menjadi sebuah keharusan supaya taktik dan strategi anda tidak terbaca oleh para pesaing. Ide kreatif tidaklah harus sesuatu yang baru yang anda ciptakan sendiri, anda bisa memulai dari meniru ide yang ada, mengembangkan sampai dengan pada saatnya anda kan mempunyai kemampuan untuk menciptakan ide-ide yang baru. Hal ini bisa digambarkan pada taksonomi kreatifitas di bawah ini

Sumber gambar: senseandsensation.com

Di gambar tersebut digambarkan proses kreatif dimulai dari : meniru - membuat variasi - mengombinasikan – mantrasformasi – membuat ide baru.

Hal terpenting dari kreatifitas adalah bilai tambah, semakin besar nilai tambah yang bisa diberikan maka ide kreatif anda semakin berharga, seperti contoh anda bisa membuat produk yang berkualitas tinggi dengan harga bersaing, anda dapat memberikan pelayanan bengkel yang cepat dan baik daripada bengkel pesaing, hal-hal seperti ini adalah nilai tambah yang dihasilkan dari ide kreatif Anda.

Apalagi dengan pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini, maka semua ide dapat dengan mudah difasilitasi oleh teknologi digital yang ada.

Di bawah ini adalah beberapa contoh kreatifitas mempengaruhi banyak aspek dalam industri, baik industri kecil maupun industri skala besar. 

Contoh bagaimana kreatifitas yang menjadikan evolusi pada design mobil

Contoh kreatifitas yang merevolusi proses produksi mobil
Kreatifitas pada proses pemasaran, dari cara pemasaran manual dan tradisional ke cara pemasaran dengan memanfaatkan platform digital
Sekarang ada sedikit pertanyaan :


Penulis:
A.Z.Ridwan
Konsultan



  

 


 






Langkah Penyusunan Strategi Pengembangan Usaha

Langkah lanjut dari analisa SWOT adalah penyusunan strategi usaha untuk mencapai target pengembangan sesuai visi yang diharapkan. Strategi tersebut akan disusun berdasar pemetaan yang didapat dari Analisa SWOT, intinya adalah bagaimana mengembangkan kekuatan dengan kesempatan yang dan serta menutup kelemahan terhadap ancaman yang berpotensi mengganggu perkembangan usaha.

Kembali kita ambil contoh dari penjelasan minggu lalu tentang Analisa SWOT, dimana contoh sebuah bengkel dengan visi tiga tahun ke depannya sebagaimana table di bawah ini. 

Dari visi tiga tahun pertamanya tersebut, si Pemilik Bengkel melakukan Analisa SWOT untuk melihat apakah mungkin target pengembangan itu didapatkan. Analisa SWOT membantu mengelompokkan aspek-aspek internal dan external usaha Bengkel tersebut. Contoh Analisa SWOT terhadap bengkel tersebut digambarkan sebagaimana berikut: 

Dari Analisa tersebut, maka dapat disusun sebuah rencana dan strategi tentang apa yang harus dilakukan olah si Pengusaha tersebut.Contoh penyusunan strategi secara sederhana dapat diberikan sebagaimana berikut ini. 

Perlu dicatat bahwa tidak ada standard yang sangat kaku dalam proses penysunan strategi, semua mengalir terbuka dan realistis. Sepanjang strategi yang direncanakan dirasa dapat dilakukan maka rencana strategi tersebut dapat diletakkan sebagai bagian dari rencana pengembangan. 

Batasan yang harus diperhatikan biasanya adalah:

-    Secara ekonomi, apakah upaya untuk melakukan strategi tersebut akan menghasilkan imbal balik yang sesuai?

Secara etika bisnis: apakah strategi tersebut tidak bertentangan dengan norma masyarakat dan hukum yang berlaku?  

Strategi yang dirancang sebisa mingkin dibuat secara SMART : Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Timely yang artinya: 
- Spesifik : jelas dan fokus pada apa yang akan dituju.
- Mesurable: harus dapat diukur kemajuan-kemajuan yang dicapai
- Avhieable: target yang direncanakan harus rasional sehingga dapat dicapai
- Relevant: harus mempunyai dasar hubungan yang menunjang tercapainya tujuan, jangan berfikir keluar dari apa yang anda miliki berdasar hasil analisa SWOT diatas
- Timely: harus memilki batas waktu tertentu, jika anda dalam contoh ini merencanakan dalam 3 tahun maka strategi ini diperuntukkan 3 tahun ke depan sebelum anda membuat strategi pada tempo waktu berikutnya


Penulis:
A.Z. Ridwan
Konsultan 

Analisa SWOT (Strength - Weakness - Opportunity - Threat)

Tujuan atau misi (mission) memang merupakan hal penting yang melandasi sebuah usaha untuk berjalan, namun hal yang tidak kalah penting adalah visi (daya penglihatan) untuk menentukan setiap langkah usaha dalam rangka mencapai tujuan tersebut.

Sebagai penyegaran, gambar di bawah ini memberikan ilustrasi antara misi dan visi dari sebuah usaha bengkel.


Bengkel tersebut mempunyai tujuan untuk membuat pelanggannya “menikmati perjalanan bermotornya” dimana menikmati perjalan bermotor dapat diartikan bahwa motor yang diservis dibangkel terebut akan menjadi lebih andal, tidak mudah mogok dan lebih hemat bahan bakar. Untuk itu pemilik bengkel selalu menekankan supaya memberikan pelayanan yang terbaik. Karena sekali ada complain bahwa motor pelanggan mogok, dia merasa bahwa usaha untuk mencapai tujuannya akan terganggu.

Disamping itu untuk mencapai tujuan tersebut dia melihat (mempunyai visi) bahwa dalam 3 tahun ke depan dia menargetkan dapat membuka cabang pertamanya. Karena si pengusaha mempunyai keyakinan hanya dengan visi tersebut dia akan dapat berbuat lebih banyak dalam membantu pelanggannya untuk “menikmati perjalanan bermotornya” sehingga dia merasa tujuannya semakin dekat.

Bagaimana menentukan visi akan memerlukan pengukuran tersendiri, salah satu metode yang kerap dipakai dalam manajemen strategic untuk pengembangan usaha adalah metode SWOT. Metode SWOT ini merupakan metode untuk melihat aspek internal dan aspek internal sebuah usaha, dalam berbagai kelompok baik kecil, menengah atau besar. SWOT sendiri adalah singkatan dari Strengh (Kekuatan) – Weakness (Kelemahan) – Opportunity (Kesempatan) – Threats (Ancaman) dalam menjalankan dan mengembangkan usaha.

Metode SWOT ini diperkenalkan oleh Albert Humphrey, seorang akademisi yang memimpin proyek penelitian di Universitas Stanford pada sekitar tahun 1960 - 1970an. Dia melakukan Analisa dengan memakai data dari banyak perusahaan terkemuka dunia dengan tujuan untuk mengidentifikasi mengapa perencanaan perusahaan bisa gagal.

Metode ini akan membantu memberikan gambaran tentang posisi saat ini sebuah usaha, sehingga jika perusahaan itu ditargetkan untuk berkembang pada suatu titik waktu tertentu maka metode ini akan membantu memberikan gambaran alterantif strategi yang dapat dilakukan oleh pengusaha untuk mencapai target tersebut.

Secara sederhana, SWOT akan membantu dalam mengidentifikasikan aspek internal kita, yaitu Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) kita dan juga aspek external di sekitar kita yaitu Opportunity (Kesempatan) dan Threats (Ancaman) yang berpotensi menghalangi usaha kita untuk berkembang.

Jika kita ambil contoh usaha bengkel diatas, maka kita dapat identifikasikan aspek-aspek apa yang ada di bengkel tersebut saat ini dan apa yang harus ada untuk membuka cabang pertama dalam 3 tahun ke depan. Si pengusaha bisa belajar dari pengalaman yang sudah dilakukannya pada saat dia membuka bengkel pertama tersebut dengan mengembangkan visinya untuk melihat kira-kira seperti apa target realistis yang mungkin dia capai dalam 3 tahun ke depan.

Sebagai ilustrasi mungkin bisa dicontohkan sebagai berikut:

Dari visi yang ditargetkan tersbut, maka dapat dilakukan Analisa SWOT saat ini untuk membantu perencanaan usaha (business planning) dalam rangka mencapai target 3 tahun ke depan.

Analisa SWOT dari visi 3 tahun kedepan usaha bengkel tersebut dapat diberikan contoh ilustrasi sbb:

Dari matriks Analisa SWOT maka akan membantu untuk melihat factor-faktor apa yang menunjang usaha untuk berkembang dan factor-faktor apa yang potensial akan memberikan tantangan ke depannya. 



Penulis:
A.Z. Ridwan
azakkyridwan@gmail.com

 



Selasa, 03 November 2020

Tujuan (Misi) dan Pandangan (Visi)

 

Pada tema sebelumnya di blog ini tentang Tujuan menunjukkan bahwa tujuan atau cita-cita adalah motivasi terkuat bagi seseorang untuk berusaha dalam hidupnya. Terlepas dari pekerjaan apa yang dilakukan orang tersebut, baik sebagai pegawai, wirausaha ataupun profesi yang lain.

Mari kita lihat ilustrasi gambar di bawah ini, jika seseorang saat ini bercita-cita menjadi seorang Sarjana, maka sebaiknya orang tersebut perlu memikirkan kembali apakah mendapat gelar Sarjana merupakan cita-cita sejatinya. Mengapa? Karena jika orang tersebut saat ini adalah mahasiswa, maka sudah sewajarnya dalam beberapa semester ke depan gelar Sarjana akan diberikan dengan syarat bahwa semua syarat kelulusan terpenuhi. Artinya jika cita-cita atau tujuan telah tercapai, maka tidak ada yang perlu dilakukan lagi. Namun jika orang tersebut masih merasa perlu untuk membuat progress kemajuan lagi, artinya tujuan atau cita-citanya sebetulnya belum tercapai. 

Lalu menjadi Sarjana itu apa artinya? menjadi Sarjana, Dokter, Insinyur atau gelar apapun adalah sebuah visi (pandangan) atau pit stop yang orang tersebut lakukan untuk melanjutkan ke perjalan selanjutnya mencapai tujuan atau cita-citanya.    

Sebetulnya cita-cita adalah hal yang ideal, abstrak dan cenderung normative. Seperti contoh cita-cita seseorang menjadi "insan yang berguna", "menjadi kaya" atau mungkin "menjadi orang yang bahagia" atau yang lainnya. Itulah cita-cita sesungguhnya, yang sebetulnya tidak terlalu disadari sendiri. Hanya saja kebanyakan orang mencari cara untuk "menjadi baik", "menjadi kaya" atau "menjadi bahagia", dll., sesuai dengan daya pandang mereka. Misal kebanyakan kita memandang untuk "menjadi orang baik, kaya dan bahagia" adalah dengan bersekolah setinggi mingkin sehingga menjadi Sarjana, Dokter, dll. yang kemudian mengejar karir menjadi Manajer, Direktur atau membuka usaha sendiri yang kita bisa besarkan usaha itu karena kita Sarjana. 

Namun ada orang lain yang melakukannya cara lainnya untuk "menjadi orang baik, kaya dan bahagia" seperti misalnya mereka langsung membuka usaha tanpa merasa perlu menjadi Sarjana, meraka melihat bahwa menjadi Artis bisa "kaya, terkanal, bahagia dan tentu akan dipandang baik" atau cara lainnya. Artinya untuk mencapai cita-cita atau tujuan, adalah tergantung bagaimana cara kita memandang (visi kita), sehingga cara pandang ini yang akan mengarahkan kita untuk melangkah ke depan mencapai tujuan kita.  

Jadi dapat dilihat bahwa menjadi Sarjana, menjadi Manajer, maenjadi Direktur, menjadi Pengusaha adalah pandangan (visi) atau ibaratnya pit stop yang harus dilalui tahap demi tahap untuk mencapai tujaun sejati pada setiap individu .


Hal ini juga berlaku jika anda mempunyai sebuah usaha, dimana tujuan usaha yang anda dirikan haruslah jelas, karena itu merupakan cita-cita usaha anda. Cita-cita dalam dunia usaha disebut sebagai misi atau tujuan, dimana misi ini disebutkan dalam sebuah mission statement atau penyataan tujuan.

Sebaiknya misi usaha tidak menyebutkan sesuatu yang terukur, seperti missal sebuah usaha bengkel mencantumkan misinya “menjadi bengkel nomor satu di Indonesia”, karena setelah manjadi nomor satu sejatinya bengkel itu masih ingin terus berkembang. Sehingga sebaiknya mencantumkan sesuatu yang terukur sebagai bagian dari “visi” perusahaan.

Dengan anda mengetahui tujuan usaha anda, maka anda akan dapat mengukur bagaimana usaha anda akan berkembang karena anda akan dapat membuat visi jangka pendek, menengah dan panjang dari usaha anda tersebut. Sehingga anda akan mempunyai sebuah peta jalan (road map) yang menggambarkan seberapa besar usaha anda diharapkan akan berkembang pada waktu tertentu, apa yang anda punya saat ini, bagaimana strategi untuk berkembang, berapa modal yang dibutuhkan, dengan cara apa akan mendapatkan modal, dan berbagai rencana lainnya.

Untuk membuat Analisa ini, dapat dilakukan dengan banyak metode dan salah satu yang sering dipakai dalam manajemen strategi adalah Analisa SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threat). 


Mari kita tengok beberapa slogan yang biasanya merefleksikan mission statement perusahaan-perusahaan besar di bawah ini. Jika diperhatikan, tidak ada dari kalimat-kalimat tersebut yang misinya mencantumkan kata-kata yang bersifat terukur seperti contoh "menjadi yang terbaik", "menjadi nomor satu" atau sejenisnya. 

Namun lebih kepada pernyataan yang terbuka dan fleksible tentang apa yang mereka akan tuju, seperti contoh Google menunjukkan bahwa mereka akan melakukan apapun untuk mengelola infromasi di dunia dan membuatnya dapat diakses dan berguna. Cara melakukannya adalah dengan search engine mereka google.com, dengan membuat google cloud, dengan menyediakan email gratis gmail.com dan layanan lainnya. 

Mereka tidak menyatakan menjadi "layanan penyedia search engine nomor 1 di dunia" yang mana pada kenyataannya mereka saat ini pada posisi nomor 1, tapi menjadi nomor 1 bukan tujuan mereka dan mungkin hanya sebuah pit stop yang harus mereka lalui.   


Penulis: 
A.Z. Ridwan
Konsultan 
azakkyridwan@gmail.com 




Keterampilan yang Diperlukan dalam Kepemimpinan

 

Kepemimpinan atau Leadership sangat diperlukan dalam banyak aspek, termasuk dala industri, organisasi nirlaba dan yang lebih penting dalam kewirausahaan. Kepemimpinan tidak hanya merupakan sifat personality dari seseorang seperti berani mengambil resiko, berfikir terbuka, fleksible, sabar dan tabah serta sifat positif lainnya. Namun kepemimpinan yang baik menuntut peningkatan keterampilan untuk berfikir kreatif, mencari solusi serta keterampilan teknis dan manajemen. 

Seseorang pada posisi manajemen seperti Supervisor, Manajer dan Direktur, atau seseorang wirausaha yang pada dasarnya dia adalah pemilik sekaligus pengelola usahanya sendiri akan banyak memerlukan keterampilan-keterampilan yang harus dilatih seiring berjalannya waktu. Keterampilan itu bisa didapatkan dengan sekolah, training dan yang lebih penting adalah pengalaman. Pengalaman yang baik adalah pengalaman yang dijadikan pelajaran (lesson learns), sehingga ada peningkatan kemampuan individu dan organisasi seiring waktu berjalan.

Diantara keterampilan yang diperlukan adalah: 

1. Kemampuan berfikir kreatif untuk menemukan solusi dari suatu masalah, karena biasanya peluang usaha akan muncul dari suatu permasalahan. 

2.  Kemampuan berkomunikasi dimana wirusaha memerlukan kemampuan ini untuk menjalin jaringan usahanya, baik jaringan dari sisi customer, pemasok/mitra usaha, karyawan, sesama pelaku usaha, pemerintah dan stake holder lainnya.

3. Kemampuan memimpin (leadership), dimana wirausaha perlu tumbuh menjadi semakin besar, sehingga memerlukan sebuah organisasi sebagai wadah pertumbuhannya. Bentuk organisasi usaha dapat berupa badan usaha legal seperti PT, CV, UD, Koperasi dan lain sebagainya, namun juga ada organisasi usaha yg tidak memakai badan hukum. Setiap organisasi akan memerlukan kepemimpinan yang baik, contoh yang baik, moralitas yang tinggi dan transparansi, sehingga etika bisnis tetap dapat terjaga. 

4. Kemampuan manajerial, dimana kemampuan ini akan membantu pelaku usaha untuk mengukur pertumbuhan usahanya, baik dari sisi pertumbuhan jumlah karyawan, aset maupun pertumbuhan modal usaha. Yang mana ini memerlukan keterampilan di bidang manajemen dan keuangan 

5. Kemampuan  pemasaran dan pengembangan bisnis, dimana hal ini menjadi salah satu hal utama dimana pelaku wirausaha dituntut untuk mampu memperkenalkan solusi terhadap pasar serta menjadikan solusi atau produknya diterima oleh pasar. 


Penulis:
A.Z. Ridwan
azakkyridwan@gmail.com

Membuat Rencana Bisnis Sederhana

Rencana usaha sangatlah penting bagi kita dalam memulai usaha dan juga mengembangkan usaha pada tahap selanjutnya. Sebagaimana telah dijelas...