Pada tema sebelumnya di blog ini tentang Tujuan menunjukkan bahwa tujuan atau cita-cita adalah motivasi terkuat bagi
seseorang untuk berusaha dalam hidupnya. Terlepas dari pekerjaan apa yang
dilakukan orang tersebut, baik sebagai pegawai, wirausaha ataupun profesi yang
lain.
Mari kita lihat ilustrasi gambar di bawah ini, jika seseorang saat ini bercita-cita menjadi seorang Sarjana, maka sebaiknya orang tersebut perlu memikirkan kembali apakah mendapat gelar Sarjana merupakan cita-cita sejatinya. Mengapa? Karena jika orang tersebut saat ini adalah mahasiswa, maka sudah sewajarnya dalam beberapa semester ke depan gelar Sarjana akan diberikan dengan syarat bahwa semua syarat kelulusan terpenuhi. Artinya jika cita-cita atau tujuan telah tercapai, maka tidak ada yang perlu dilakukan lagi. Namun jika orang tersebut masih merasa perlu untuk membuat progress kemajuan lagi, artinya tujuan atau cita-citanya sebetulnya belum tercapai.
Lalu menjadi Sarjana itu apa artinya? menjadi Sarjana, Dokter, Insinyur atau gelar apapun adalah sebuah visi (pandangan) atau pit stop yang orang tersebut lakukan untuk melanjutkan ke perjalan selanjutnya mencapai tujuan atau cita-citanya.
Sebetulnya cita-cita adalah hal yang ideal, abstrak dan cenderung normative. Seperti contoh cita-cita seseorang menjadi "insan yang berguna", "menjadi kaya" atau mungkin "menjadi orang yang bahagia" atau yang lainnya. Itulah cita-cita sesungguhnya, yang sebetulnya tidak terlalu disadari sendiri. Hanya saja kebanyakan orang mencari cara untuk "menjadi baik", "menjadi kaya" atau "menjadi bahagia", dll., sesuai dengan daya pandang mereka. Misal kebanyakan kita memandang untuk "menjadi orang baik, kaya dan bahagia" adalah dengan bersekolah setinggi mingkin sehingga menjadi Sarjana, Dokter, dll. yang kemudian mengejar karir menjadi Manajer, Direktur atau membuka usaha sendiri yang kita bisa besarkan usaha itu karena kita Sarjana.
Namun ada orang lain yang melakukannya cara lainnya untuk "menjadi orang baik, kaya dan bahagia" seperti misalnya mereka langsung membuka usaha tanpa merasa perlu menjadi Sarjana, meraka melihat bahwa menjadi Artis bisa "kaya, terkanal, bahagia dan tentu akan dipandang baik" atau cara lainnya. Artinya untuk mencapai cita-cita atau tujuan, adalah tergantung bagaimana cara kita memandang (visi kita), sehingga cara pandang ini yang akan mengarahkan kita untuk melangkah ke depan mencapai tujuan kita.
Jadi dapat dilihat bahwa menjadi Sarjana, menjadi Manajer, maenjadi Direktur, menjadi Pengusaha adalah pandangan (visi) atau ibaratnya pit stop yang harus dilalui tahap demi tahap untuk mencapai tujaun sejati pada setiap individu .
Hal ini juga berlaku jika anda mempunyai sebuah usaha, dimana tujuan usaha yang anda dirikan haruslah jelas, karena itu merupakan cita-cita usaha anda. Cita-cita dalam dunia usaha disebut sebagai misi atau tujuan, dimana misi ini disebutkan dalam sebuah mission statement atau penyataan tujuan.
Sebaiknya misi usaha tidak
menyebutkan sesuatu yang terukur, seperti missal sebuah usaha bengkel
mencantumkan misinya “menjadi bengkel nomor satu di Indonesia”, karena setelah
manjadi nomor satu sejatinya bengkel itu masih ingin terus berkembang. Sehingga
sebaiknya mencantumkan sesuatu yang terukur sebagai bagian dari “visi”
perusahaan.
Dengan anda mengetahui tujuan
usaha anda, maka anda akan dapat mengukur bagaimana usaha anda akan berkembang karena anda akan dapat membuat visi jangka
pendek, menengah dan panjang dari usaha anda tersebut. Sehingga anda
akan mempunyai sebuah peta jalan (road map) yang menggambarkan seberapa besar
usaha anda diharapkan akan berkembang pada waktu tertentu, apa yang anda punya
saat ini, bagaimana strategi untuk berkembang, berapa modal yang dibutuhkan,
dengan cara apa akan mendapatkan modal, dan berbagai rencana lainnya.
Untuk membuat Analisa ini, dapat
dilakukan dengan banyak metode dan salah satu yang sering dipakai dalam
manajemen strategi adalah Analisa SWOT (Strength – Weakness – Opportunity –
Threat).
Mari kita tengok beberapa slogan yang biasanya merefleksikan mission statement perusahaan-perusahaan besar di bawah ini. Jika diperhatikan, tidak ada dari kalimat-kalimat tersebut yang misinya mencantumkan kata-kata yang bersifat terukur seperti contoh "menjadi yang terbaik", "menjadi nomor satu" atau sejenisnya.
Namun lebih kepada pernyataan yang terbuka dan fleksible tentang apa yang mereka akan tuju, seperti contoh Google menunjukkan bahwa mereka akan melakukan apapun untuk mengelola infromasi di dunia dan membuatnya dapat diakses dan berguna. Cara melakukannya adalah dengan search engine mereka google.com, dengan membuat google cloud, dengan menyediakan email gratis gmail.com dan layanan lainnya.
Mereka tidak menyatakan menjadi "layanan penyedia search engine nomor 1 di dunia" yang mana pada kenyataannya mereka saat ini pada posisi nomor 1, tapi menjadi nomor 1 bukan tujuan mereka dan mungkin hanya sebuah pit stop yang harus mereka lalui.
A.Z. Ridwan
Konsultan
azakkyridwan@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar